Selasa 26 april beberapa mahasiswa unpari melakukan sosialisasi di daerah megang lubuklinggau Utara II, mahasiswa ini mengingat kembali kepada anak-anak milenial sekarang ini yang sudah lupa dengan permainan tradisional yang dimana di era ini banyak anak-anak yang bermain handpone dan lebih memilih bermain di rumah, jadi beberapa mahasiswa unpar mengajak dan untuk mengenal kembali permainan tradisional.
Adapun permaianan yang disosialisasikan ada beberapa macam di antaranya.
Permaianan pantak lele
Permaian kelereng/ ekar
Dan permainan memasukan paku di dalam botol
Dari beberapa permainan yang disosialisasikan kepada anak-anak semoga di era milenial ini dapat mengurangi kegiatan di rumah saja dan bermain handpone, sehingga anak-anak lebih aktif di luar dan bersosialisasi sesame anak-anak seusianya, adapun tujuan dari mahasiswa unpari ini mensosialisasikan permaian tradisional untuk melestarikan nilai-nilai tradisional.
Masa anak usia dini, merupakan masa emas dalam pembentukan dan perkembangan sel otak anak sebagai pusat kecerdasan. Masa ini terjadi dengan sangat cepat, sebab perkembangan otak anak di usia dini telah mencapai delapan puluh persen dari otak orang dewasa. Inilah mengapa disebut sebagai masa emas atau golden age, dan pembentukan tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan. Sebab, pendidikan merupakan sarana penting untuk membangun karakter. Oleh karenanya, pendidikan hendaknya dilakukan sedari dini. Tidak hanya kecerdasan akademik yang didapatkan dalam sebuah pendidikan, namun juga nilai-nilai kebaikan juga bisa didapatkan melalui praktek perilaku sehari-hari. Bahkan, permainan tradisional pun juga memiliki arti penting dalam membentuk karakater.
Tradisi permainan tradisional merupakan aset warisan budaya yang tidak ternilai harganya. Di dalamnya terkandung nilai-nilai, seperti nilai sosial yang mengajarkan kekompakan, kerjasama, solidaritas, tolong menolong, hingga mampu menerima kekalahan. Di samping itu, permainan tradisional juga melatih seseorang untuk mampu berpikir cepat dalam mengambil keputusan, logis, kritis, dan seimbang. Secara tidak langsung, permainan tradisional ini mengajarkan pemainnya membentuk fisik, mental, dan juga pribadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar